Kisah Cinta Laila bintu Al Judi Dan Abdurrahman bin Abi Bakar

 Kisah Cinta Laila Dan Abdurrahman

Kisah ini merupakan kisah nyata yang terjadi pada jaman Rasulullah SAW, kisah yang memberikan nasehat serta hikmah tentang cinta sepasang umat manusia yang bernama Abdurrahman bin Abi Bakar dengan wanita cantik yang bernama Laila bintu Al Judi, yang diceritakan oleh para Ulama dan menjadi sejarah cinta sampai masa kini.

Pada suatu hari Abdurrahman pergi berniaga ke negeri Syam. Di tengah perjalanan, ia melihat seorang wanita yang sangat cantik jelita, berbadan semampai, dengan senyuman manis nan rupawan, ia bernama Laila bintu Al Judi. Dalam sekejap, pesona Laila, menancapkan panah asmaranya dan menghujam hati Abdurrahman. Sehingga, sejak hari itu Abdurrahman tergila-gila dan mabok kepayang kepada Laila.

Hari terus berlalu, Abdurrahman semakin tak kuasa menahan badai asmaranya kepada Laila. Dan untuk mengungkapkan isi hatinya, Ia sering merangkaikan bait-bait puisi dan syair, seperti berikut ini :

"Aku senantiasa teringat Laila yang berada di seberang negeri Samawah
Apa urusan Laila bintu Al Judi dengan diriku?
Hatiku senantiasa diselimuti oleh bayang-bayang sang wanita
Paras wajahnya selalu membayangi mataku dan menghuni batinku.
Kapankah aku dapat berjumpa dengannya,
Semoga bersama kafilah haji, ia datang dan akupun bertemu."

Abdurrahman begitu tergila-gila kepada Laila, ia selalu menyebut nama Laila, hingga Khalifah Umar bin Al Khattab radhiallahu‘anhu merasa sangat iba kepadanya. Dan saat Umar mengutus pasukan perang untuk menundukkan negeri Syam, beliau pun berpesan kepada panglima perangnya : "jika Laila bintu Al Judi menjadi salah satu tawanan perangmu dan menjadi budak, maka berikanlah ia (Laila) kepada Abdurrahman radhiallahu‘anhu".

Subhanallah, takdir Allah terjadi dan kaum muslimin berhasil menundukkan dan menguasai negeri Syam, dan Laila termasuk dalam salah satu tawanan perang. Dan sesuai pesan Khalifah Umar radhiallahu‘anhu, maka Laila pun segera diberikan kepada Abdurrahman radhiallahu‘anhu.

Dan bisa dibayangkan, betapa senangnya Abdurrahman, karena pucuk di cinta ulam pun tiba, impiannya untuk mendapatkan Laila akhirnya kesampaian. Ia pun menjadikan Laila sebagi istri yang sangat ia cintai, sampai-sampai ia tak peduli lagi pada istrinya yang lain. Sehingga, istri-istri Abdurrahman yang lain pun merasa cemburu dan merasa tidak diperlakuan sewajarnya, mereka pun mengeluhkan kelakuan Abdurrahman kepada saudari kandungnya yaitu 'Aisyah' yang juga merupakan istri Rasulullah SAW.

Kemudian Aisyah pun menegur saudaranya Abdurrahman, namun Abdurrahman menyikapinya dengan berkata : “ Wahai saudariku, tidakkah engkau lihat betapa indah senyumnya dengan gigi-giginya yang berderet bagaikan biji delima?”

Namun kisah pun berubah, dan Laila tak bisa lama menancapkan panah asmaranya kepada Abdurrahman, karena Laila kemudian ditimpa penyakit yang membuat bibirnya memble yang menyebabkan gigi-giginya tampak monyong dan jelek, hingga senyuman indah dulu tak pernah bisa terlihat lagi. Dan Sejak itu, cinta Abdurrahman kepada Laila sirnah dan luntur. Ia pun tidak lagi sudi memandang Laila dan ia selalu bersikap kasar kepada Laila.

Karena tak kuasa menerima perlakuan kasarnya dari Abdurrahman, Laila pun mengeluhkan sikap suaminya tersebut kepada Aisyah radhiallahu‘anha. Dan Aisyah pun menegur saudaranya dengan berkata :
"Wahai saudaraku Abdurrahman, dulu engkau mencintai Laila dan sangat berlebihan dalam mencintainya. Dan sekarang engkau membencinya dan sangat berlebihan membencinya. Maka, hendaknya engkau pilih, Engkau akan berlaku adil kepada Laila atau engkau mengembalikan dia kepada keluarganya"

Dan karena desakan saudarinya tersebut, akhirnya Abdurrahman mengembalikan Laila kepada keluarganya. Cinta yang dulu menggebu-gebu kini berakhir dalam perceraian, sungguh malang kisah cinta Laila dan Abdurrahman...
itulah Kisah Cinta Laila dan Abdurrahman, dan dari kisah ini kita dapat mengambil hikmah yang luar biasa, pesannya adalah : "janganlah kita mencintai seorang wanita hanya karena kecantikan fisiknya, karena semua itu tidak akan bertahan lama, maka cintailah seseorang karena keimanan, ketakwaan dan akhlak yang mulia, karena itulah yang abadi"

Sesuai dengan sabda Rasulullah SAW, dalam riwayat Muttafaqun‘alaih, yaitu :
"Seorang wanita dinikahi karena 4 alasan, yaitu : karena hartanya, kedudukannya, kecantikan dan karena ketaatannya kepada agama. Maka, hendaknya engkau menikahi wanita yang ke empat, yang taat pada agamanya, niscaya engkau akan bahagia dan beruntung."